Gerhana dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah “Eclipse” dan dalam bahasa arab dikenal dengan “Kusuf ” atau “Khusuf”.
Pada dasarnya istilah Kusuf dan Khusuf dapat dipergunakan untuk menyebut
gerhana Matahari maupun gerhana Bulan. Hanya saja, kata “Khusuf” lebih dikenal
untuk menyebut gerhana Matahari, sedangkan kata “Khusuf” untuk gerhana Bulan.[1]
Dalam
padanan kata bahasa Inggris disebut eclipse
dan dalam bahasa latin disebut ekleipsis.istilah
ini dipergunakan secara umum baik gerhana Matahari maupun gerhana Bulan. Namun
dalam penyebutannya, didapat dua istilah Eclipse
of The Sun untuk gerhana Matahari, dan Eclipse
of The Moon untuk gerhana Bulan. Dan juga digunakan istilah solar eclipse untuk Matahari dan lunar eclipse untuk gerhana Bulan.
Sedangkan dalam bahasa sehari-hari kita, kata gerhana dipergunakan untuk
mendeskripsikan keadaan yang berkaitan dengan kemerosotan atau kehilangan
(secara total atau sebagian) kepopuleran, kekuasaan atau kesuksesan seseorang,
kelompok atau Negara.[2]
Gerhana juga berkonotasi sebagai kesuraman sesaat. Padahal gerhana jika dilihat
dari segi Astronomi merupakan tertutupnya arah pandang pengamatan ke benda
langit oleh benda langit yang lainnya yang lebih dekat dengan pengamat. Gerhana
Matahari dan Bulan merupakan sebuah contoh fisik yang pernah dilihat manusia.
Ketika terjadi gerhana,yang semula terang-benderang tiba-tiba terjadi gerhana
sehingga menyebabkan suasana menjadi petang dan suram.[3]
Gerhana matahari
akan terjadi pada saat ijtima’(konjungsi) dimana bulan dan matahari berada di
salah satu titik simpul atau di dekatnya. Gerhana matahari dapat terjadi 2
sampai 5 kali dalam satu tahun, tetapi yang dapat menyaksikannya hanyalah
beberapa tempat di permukaan bumi saja.[4]
1. Dasar Hukum Gerhana Matahari
Dalam setiap peristiwa pasti ada hukumnya, baik dari
dalil naqli maupun dalil aqli. Dalam agama islam terdapat sumber hukum yang
dapat dijadikan rujukan, yaitu :
a.
Dasar hukum dari
al-Qur’an
Gerhana merupakan salah satu tanda kebesaran Allah, baik
gerhana Bulan atau gerhana Matahari. Dalam al-Qur’an tidak ada lafadz yang
secara spesifik membicarakan tentang gerhana. Namun kalau diperhatikan dalam
al-Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang menjelaskan gejala-gejala di jagat raya
ini merupakan bukti kekuasaan Allah. Diantara firman- firman Allah tersebut
adalah: QS Fushshilat : 37
Artinya:
“Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah malam, siang, Matahari dan Bulan. janganlah sembah Matahari
maupun Bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu
hendak sembah.”
Dari ayat-ayat diatas dapat dipahami bahwa fenomena
dalam alam semesta terutama Matahari dan Bulan, tidak terlepas dari ketentuan
yang ditetapkan oleh Allah. Kekuasaan-Nya tidak ada yang dapat menandinginya,
bagaimanapun hebatnya dan kuatnya manusia, betapapun maju dan memuncaknya ilmu
pengetahuan manusia masa kini ataupun masa mendatang, tidak akan pernah mampu
merubah ketentuan Allah.
b.
Dasar hukum dari hadits
Hadits-hadits Nabi yang membicarakan tentang gerhana
sangatlah banyak, baik gerhana Matahari maupun gerhana Bulan. Diantara
hadits-hadits yang membicarakan tentang gerhana Bulan adalah:
1.
Hadits Riwayat Bukhari
dari Ibnu Umar
حدثنا أصبغ قال: أخبرني
ابن وهب قال: أخبرني عمروعن عبد الرحمن بن القاسم حدثه عن
أبيه عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه كان يخبر عن النبي صلى الله عليه وسلم :
إن الشمس والقمر لا يخسفان لموت أحد ولا لحياته و لكنهما ايتان من ايات الله فإذا
رأيتموهما فصلوا (رواه البخارى) [6]
Artinya: “Asbagh telah bercerita kepada kami bahwasanya ia berkata: Ibnu Wahab
telah bercerita kepada-ku, ia berkata: telah bercerita kepada-ku Umar dari
Abdur Rahman bin Qasim bahwa ia telah bercerita kepada-nya dari ayah-nya. Dari
Ibnu Umar r.a, bahwasanya Umar mendapat berita dari Nabi SAW: sesungguhnya Matahari
dan Bulan tidak mengalami gerhana karena kematian atau hidupnya seseorang, tapi
keduanya merupakan tanda diantara tanda-tanda kebesaran Allah. Jika kalian
melihat keduanya (gerhana), maka shalatlah.”
2.
Hadits Riwayat Bukhari
dari Abu Bakrah
حدثنا
عمرو بن عون قال : حدثنا خالد عن يونس عن الحسن عن أبي بكرة قال : كنا عند رسول
الله صلى الله عليه وسلم فانكسفت
الشمس , فقام النبي صلى الله عليه وسلم يجر رداءه حتى دخل المسجد , فدخلنا , فصلى
بنا ركعتين حتى انجلت الشمس , فقال النبي صلى الله عليه وسلم : إن الشمس والقمر لا
يخسفان لموت أحد , فإذا ر أيتموهما فصلوا وادعوا حتى ينكشف ما بكم (رواه البخارى)[7]
Artinya: “telah bercerita kepada kami Umar bin ‘aun, ia berkata telah bercerita
kepada kami Khalid dari Yunus dari al Hasan dari Abi Bakrah, ia berkata: kami
tengah bersama Rasulullah SAW ketika terjadi gerhana Matahari. Rasulullah SAW
berdiri menarik jubahnya hingga masuk ke dalam masjid. Nabi Muhammad SAW
memimpin kami shalat dua rakaat sampai Matahari kembali bercahaya. Lalu Nabi
SAW bersabda: gerhana Matahari dan gerhana Bulan terjadi bukan disebabkan oleh
kematian seseorang, maka siapapun yang menyaksikan dua gerhana ini, shalatlah
dan berdoalah kepada Allah hingga tersingkap apa yang menimpa kalian.”
3.
Hadits Riwayat Muslim
dari ‘Ubaid bin ‘Umair
حدثنا
إسحاق بن إبرهيم , أخبرنا محمد بن بكر . أخبرنا ابن جريج , قال : سمعت عطاء يقول :
سمعت عبيد بن عمير يقول : أن الشمس انكسفت على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم ,
فصلى رسول الله صلى الله عليه وسلم
بأصحابه . فقال : إن الشمس والقمر لا يخسفان لموت أحد ولا لحياته , ولكنهما ايتان
من ايات الله يخوف الله بهما عباده . فإذا رأيتم كسوفا فاذكروا الله حتى ينجلي
(رواه مسلم)[8]
Artinya: “telah bercerita kepada kami Ishaq bin
Ibrahim Muhammad bin Bakar telah bercerita kepadaku, telah bercerita kepada
kami Ibnu Juraij, ia berkata: aku mendengar ‘Atha‘ berkata: aku mendengar ‘Umar
bin ‘Ubaid berkata: sesungguhnya telah terjadi gerhana Matahari di zaman
Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW shalat bersama para sahabatnya. Lalu
Rasulullah SAW bersabda: seseungguhnya Matahari dan Bulan tidak mengalami
gerhana karena kematian dan hidupnya seseorang, tetapi keduanya termasuk
tanda-tanda kebesaran Allah, dan dengan keduanya Allah menakut-nakuti
hamba-Nya. Maka jika kalian melihat gerhana, berzikirlah kepada Allah
(shalat) hingga ia terang kembali.“
Hadits-hadits diatas semuanya menjelaskan bahwasanya
gerhana, baik gerhana Matahari ataupun gerhana Bulan terjadi bukan karena
kematian atau kehidupan seseorang, melainkan kerena gerhana tersebut merupakan salah satu tanda kebesaran Allah.
Oleh karena itu, ketika terjadi gerhana sebaiknya kita melakukan hal-hal yang
disunnahkan pada saat gerhana itu terjadi.
No comments:
Post a Comment